Sunday, October 16, 2011

(~ˇ▼ˇ)~ Sahabat Kecil ~(ˇ▼ˇ~)

Sahabat..
Selama ini saya menggunakan kata "sahabat" untuk orang-orang yang lebih sering ada bersama saya saat suka dan duka, tawa canda, dan tentu saja tangis. Mereka-lah yang mengisi hari-hari saya.

Dulu bisa dibilang saya adalah orang yang sangat menutup diri dari lingkungan. Susah sekali untuk mendekatkan diri secara fisik dan emosional kepada mereka. Tidak, bukan karena tidak bisa, tapi tidak mau. Tidak jarang berpikiran negatif kepada teman-teman bahwa mereka mendekati saya hanya karena ingin memanfaatkan saya maupun mencari sisi kekurangan saya. (Nah, kalau ini yang namanya efek nonton sinetron).

Apalagi saat saya mulai bersekolah di bangku SMA dan terpaksa harus pindah ke daerah Banyuwangi. As we know, pencitraan masyarakat pada umumnya menganggap bahwa sebagian besar penduduk di Banyuwangi akan mendapatkan apa yang mereka mau dengan menghalalkan segala cara, bahkan jika mereka tidak menyukai orang tertentu, mereka bisa menerornya terus-menerus. Well, saya pikir itu terlalu berlebihan. L-E-B-A-Y. Tapi dulu saat saya pindah, saya tidak berpikir seperti itu. Saya justru mudah percaya anggapan beberapa orang dan pikiran negatif itu semakin menjadi dan membuat saya mengambil jarak kepada masyarakat Banyuwangi - bahkan kepada teman sekelas!

Butuh waktu yang sangat lama untuk berbaur bersama mereka dan bagi saya itulah penyesalan. Saat saya akan pindah lagi dari Banyuwangi, saya justru baru menyadari betapa saya menyayangi mereka - dan begitupun mereka! Ya, kadang kita harus kehilangan sesuatu untuk menyadari betapa berharganya sesuatu itu untuk diri kita sendiri.

Di sore hari menjelang saya akan pindah, beberapa teman datang ke rumah. Awalnya hanya Dian, Devita, Raka, dan Maulida. Mereka adalah teman-teman akrab saya selama di Banyuwangi. Kami adalah teman sekelas, kecuali Raka.




Lalu, saat maghrib, datang lagi beberapa teman sekelas saya.  Pada intinya, mereka menyampaikan bahwa mereka tidak ingin saya pindah hingga akhir kelas 3 nanti. Huaaa. Saya sangat terharu. Terlepas apakah mereka hanya berbasa-basi atau apapun namanya, jujur saya sangat terharu mendengar kata-kata mereka. Apalagi mereka menyempatkan waktu untuk datang ke rumah hanya sekedar mengobrol sejenak bersama saya dan keluarga, serta memberikan berbagai aneka barang kenangan. Beberapanya adalah sebuah boneka, kerudung dan tas yang sangat saya inginkan tapi tidak jadi saya beli karena mengirit uang jajan. Tapi keputusan sudah bulat. Saya tetap akan pindah. Namun, saat itu orang tua berkata bahwa saya pindah itu hanya rencana, belum pasti. Merasa lega, mereka pun pulang bersama dan saya kembali melanjutkan membereskan barang-barang. Lalu, mulailah berdering telpon dari kedua kakak kelas yang sangat saya sayangi, yaitu kak Ifud dan kak Fifi. Ah, setegar-tegarnya saya, tetap saja cengeng di hadapan mereka. Tapi mereka-lah yang justru selalu membimbing, menasehati, menyemangati dan menghibur saya.

Tidak berselang lama, tiba-tiba saya mendengar suara gaduh di luar pagar rumah sembari memanggil nama saya. Karena penasaran, saya pun terburu-buru melihat ke luar. Tidak disangka, ternyata beberapa teman saya di Rohani Islam - Takmir Sekolah datang tanpa pemberitahuan. Mereka adalah Billi, Okmy, Oki, Rika, Shasa, Intan, Irvan, Sam, Wibi dan Gumilang. Sambil bermain gitar, mereka bernyanyi Sahabat Kecil-nya Ipank dan masing-masing membawa lilin. Woww.. Saat itu saya benar-benar bingung berbuat apa. Agak lama saya keluar rumah, hingga datang teman saya membawakan sebuah kue coklat besar bertuliskan nama saya. Aaaaah, rasanya ingin menangis karena terharu. Saya benar-benar tidak menyangka akan seperti ini aksi dari teman-teman.
Bersamamu kuhabiskan waktu, senang bisa mengenal dirimu.. 
Rasanya semua begitu sempurna, sayang untuk mengakhirinya.. 
Janganlah berganti.. Tetaplah seperti ini..
 Itulah sepenggal lirik yang mereka nyanyikan untuk saya. Saya sangat bahagia memiliki teman-teman seperti mereka. Saat itu saya menyadari, betapa berharganya mereka dalam hidup saya. Dan saya justru menyia-nyiakan mereka dahulu. Namun, sampai sekarang, saya tetap menyayangi mereka.

4 comments: