Sunday, November 6, 2011

Manusia dan Penderitaan

Definisi Penderitaan

Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra yaitu menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa :
  • Penderitaan lahir atau batin, misalnya cacat fisik atau cemoohan dari masyarakat.
dicemooh oleh teman-teman
cacat fisik tidak menghalangi prestasi
  • Serta penderitaan lahir dan batin, misalnya seorang istri yang dikasari oleh suaminya berupa tamparan dan caci maki.
disiksa lahir dan batin

Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan pun bertingkat-tingkat, dari yang ringan sampai yang berat. Namun penderitaan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap  penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain.

Misalnya, antara dua orang siswa di sekolah menengah, A dan B, yang bersaing untuk mendapatkan prestasi menjadi peringkat pertama di sekolah. A, yang mendapat tekanan untuk harus mendapatkan nilai yang bagus di sekolah karena orang tuanya mengancam akan tidak membiayai kuliahnya nanti, akhirnya menjadi stres dan mendapat nilai jelek. Sedangkan B, yang dimotivasi orang tuanya tanpa menuntut ia harus menjadi yang pertama di sekolah, justru akhirnya mendapat nilai yang bagus dan menjadi juara pertama di sekolah.

stres karena tidak mendapatkan prestasi
ekspresi kebahagiaan karena mendapatkan prestasi

Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kesuksesan. Misalnya, seseorang yang kondisi ekonominya di bawah garis kemiskinan dan selalu menderita karena semua kebutuhan yang dia perlukan tidak tercukupi,  akhirnya memutar otak sedemikian rupa sehingga ia mulai mencari pekerjaan yang layak untuk terus memperbaiki taraf kehidupannya.

Cara Mengatasinya

Penderitaan lahir yang dialami manusia tentulah diatasi dengan cara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya. Misalnya seseorang yang bagian kakinya cacat, akan membeli sepasang tongkat, kursi roda atau bahkan sepasang kaki palsu untuk membantunya berjalan dan beraktivitas dengan mudah.
kemajuan perkembangan jaman memudahkan segalanya

Sedangkan penderitaan batin memerlukan penyembuhan yang terletak pada kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya. Misalnya, seseorang yang dianggap bodoh, maka ia akan berpikir bagaimana caranya agar julukan ‘bodoh’ tidak lagi disandangnya. Maka ia pun rajin belajar sehingga mendapatkan ranking pertama di kelasnya.


transformasi dari bodoh menjadi pintar

Siksaan

Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang diterima seseorang, muncullah penderitaan. Siksaan yang berupa psikis dapat berupa kebimbangan, kesepian, dan ketakutan. Ketakutan yang berlebihan yang tidak pada tempatnya disebut phobia. Para ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi dan ditaklukan. Salah satu caranya di bidang medis yaitu terapi. Sebaliknya, para ahli yang merawat tingkah laku percaya bahwa phobia adalah probelm yang tidak perlu menemukan sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan.

berbagai macam phobia
phobia (?)

Kekalutan Mental

Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi permasalahan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara tidak wajar saat menghadapi masalahnya.

Gejala permulaan bagi yang mengalami kekalutan mental yaitu :
  1. Nampak pada jasmani yang sering merasa pusing, sesak napas, demam, bahkan nyeri pada lambung.
  2. Nampak pada kejiwaan yaitu merasa cemas, ketakutan, apatis, dan mudah marah.
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
  1. Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita.
  2. Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif.
  3. Kekalutan merupakan titik patah dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
  1. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang tidak optimal.
  2. Terjadinya konflik sosial budaya.
  3. Cara pematangan batin yang salah dengan memebrikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.

Proses kekalutan mental dapat mendorong seseorang ke arah positif atau negatif. Positif, jika trauma yang dialami dijawab dengan baik sebagai usaha agar tetap bertahan dalam melakukan hidup untuk melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam hidupnya. Negatif, jika trauma yang dialami ternyata malah memunculkan frustasi yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.

Bentuk frustasi yaitu :
  • Agresi berupa kemarrahn yang meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali.
  • Secara fisik berupa tindakan sadis yang dapat membahayakn diri sendiri dan orang lain yang berada di sekitarnya.
  • Regresi, yaitu kembali pada perilaku primitif atau kekanak-kanakan. Misalnya mengompol pada usia dewasa.
  • Fiksasi, yaitu peletakan pembatasan pada satu pola yang tetap. Misalnya membisu.
  • Proyeksi, yaitu usaha memproyeksikan kelemahan dan sikap sendiri yang negatif kepada orang lain.
  • Identifikasi, yaitu menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imajinasinya.
  • Narsisme, yaitu cinta yang berlebihan kepada diri sendiri sehingga merasa dirinya lebih baik daripada orang lain di sekitarnya.
  • Autisme, yaitu menutup diri secara total dari dunia nyata dimana ia tidak mau untuk berkomunikasi atau membagi cerita kehidupan dengan ornag lain serta asik dengan dunia imajinasinya sendiri.
Seseorang yang mengalami penderitaan akan memunculkan sikap poitif atau negatif. Misalnya, sikap positif jika ia memiliki sikap optimis dalam mengatasi penderitaan, sedangkan sikap negatif jika ia melakukan tindakan yang mebahayakn dirinya sendiri sebagi bentuk kekecewaan atas ketidakmampuannya dalam mengahadpi penderitaan tersebut.

Sumber :
e-book MKDU Ilmu Budaya Dasar Universitas Gunadarma.

Sumber Gambar :

No comments:

Post a Comment