Saturday, November 26, 2011

Manusia dan Pandangan Hidup

Pandangan hidup

Berbagai pandangan hidup

Setiap manusia mempunyai pandangan hidup yang bersifat kodrati karena menentukan masa depan seseorang. Pandangan hidup ialah pendapat atau pertimbangan yang dijadikan arahan, pedoman, atau pegangan dalam hidup di dunia. Pendapat itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya, melalui proses yang lama sehingga dapat diuji kenyataannya. Hasil pendapat itu dapoat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya.

Berdasarkan asalnya, pandangan hidup terbagi 3, yaitu :
  • Pandangan hidup berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
  • Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat dalam suatu negara.
  • Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.


Pilih yang mana?

Bila pandangan hidup diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi maka pandangan hidup itu dijadikan ideologi. Pandangan hidup mempunyai unsur-unsur yaitu :
  • Cita-cita, yaitu apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan.
  • Kebajikan, yaitu segala hal yang baik yang membuat manusia makmur, damai, bahagia, tentram.
  • Usaha, yaitu kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan.
  • Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, jasmani, dan kepercayaan pada Tuhan.


Cita-cita


Menurut kamus umum bahasa Indonesia, yaitu keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Dengan demikian cita-cita merupakan pandangan masa depan, yang dapat semakin tinggi sesuai tingkatan tujuan manusia.

Jika cita-cita tidak terpenuhi, maka disebut angan-angan, yang persyaratan atau kemampuannya tidak terpenuhi sehingga usaha untuk mewujudkan cita-cita tidak mungkin dilakukan.

Motivasi menggapai cita-cita

Seseorang dapat mencapai cita-citanya tergantung pada 3 faktor yaitu :
  • Memiliki cita-cita.
  • Kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakannya.
  • Seberapa tinggi cita-cita yang ingin dicapai.
Kebajikan

Merupakan perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakikatnya sama dengan perbuatan moral, yang sesuai norma agama dan etika. Atas dorongan suara hati, manusia dapat berbuat baik atau buruk. Suara hati merupakan semacam bisikan di dalam hati yang menentukan baik buruknya suatu perbuatan, tindakan, atau tingkah laku. Jadi suara hati menjadi hakim bagi diri sendiri.

Pada dasarnya, suara hati membisikkan untuk berbuat yang baik. Namun, terkadang orang dapat melakukan hal buruk disebabkan melawan suara hatinya.  Perbuatan buruk tersebut disebabkan 3 faktor, yaitu :
  • Pembawaan.
  • Lingkungan.
  • Pengalaman.
Jadi kebajikan adalah perbuatan yang sesuai dengan suara hati, suara hati masyarakat, dan hukum Tuhan.

Usaha/perjuangan

Usaha merupakan kerja keras untuk mendapatkan cita-cita. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia.

Keyakinan/kepercayaan

Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, ada 3 aliran filsafat yaitu :
  • Aliran naturalisme
Hidup manusia dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari nature, dan itu dari Tuhan. Bagi yang tidak percaya Tuhan, nature itulah yang tertinggi.
  • Aliran intelektualisme
Manusia mengutamakan akal untuk menentukan perbuatan yang baik dan buruk, yang nantianya akan ia lakukan, walaupun bertentangan dengan hati nurani. Benar menurut akal itulah yang terbaik.
  • Aliran gabungan
Dasar aliran ini adalah kekuatan gaib dan juga akal, yaitu seseorang dalam menentukan keputusannya akan menggunakan keyakinan terhadap Tuhannya serta menggabungkannya dengan cara ia berpikir. Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan menurut logika berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya berkat dari Tuhan.

Langkah-langkah berpandangan hidup yang baik yaitu :
  • Mengenal
  • Mengerti
  • Mengkhayati
  • Meyakini.
  • Mengabdi.
  • Mengamankan.
Sumber :
e-book MKDU Ilmu Budaya Dasar Universitas Gunadarma.

Sumber Gambar :

Friday, November 25, 2011

Manusia dan Keadilan

Keadilan

Menurut Aristoteles, keadilan adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung yang ekstrim yang terlalu banyak dan yang terlalu sedikit. Bila kedua orang mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing harus memperoleh benda atau hasil yang sama. Jika tidak sama, maka masing-masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelanggaran terhadap proporsi itu disebut tidak adil.

Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan merupakan pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban.

Berbagai Macam Keadilan
  • Keadilan legal atau keadilan moral

Plato

Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjadikan kesatuannya. Dalam masyarakat yang adil setip orang menjalankan pekerjaan menurut sifat dasarnya paling cocok bagi dirinya. Pendapat itu disebut keadilan moral, sedangkan oleh yang lainnya disebut keadilan moral.
  • Keadilan distributif 

Aristoteles

Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bila hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama diperlakukan tidak sama.
  • Keadilan komutatif 

Aristoteles berpendapat bahwa keadilan ini merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau menghancurkan pertalian dalam masyarakat.



Kejujuran

Ready to be a honest person?

Yaitu apa-apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya, apa yang dikatakannya sesuai dengan situasi kondisi yang terjadi. Untuk itu dituntut kesamaan antara kata dan perbuatan. Jujur juga dapat berarti menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata atau yang masih terkandung dalam hati nuraninya yang berupa kehendak, niat, dan harapan.

Kecurangan

Salah satu bentuk kecurangan

Kecurangan identik dengan ketidakjujuran, yaitu apa yang diinginkan tida sesuai dengan hati nurani, atau memang sudah berniat curang untuk memperoleh keuntungan tanpa bertenaga ataupun berusaha. Ada 4 aspek yang menyebabkan orang melakukan kecurangan, yaitu dari segi aspek ekonomi, aspek kebudayaan, aspek peradaban, dan aspek teknik.

Pemulihan nama baik

Jaga sikap dan tutur kata

Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Setiap orang menjaganya dengan hati-hati agar namanya tidak tercoreng dalam pandangan masyarakat. Apalagi jika ia menjadi sosok teladan bagi masyarakat disekitarnya. Penjagaan nama baik berkaitan dengan perilaku dalam berinteraksi dengan orang lain. Pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya, bahwa apa yang dikerjakannya tidak sesuai dengan ukuran moral atau akhlak yang baik.

Pembalasan

Hewan pun dapat membalaskan dendamnya

Yaitu suatu reaksi atas perbuatan orang lain, yang dapat berupa perbuatan yang serupa atau seimbang. Pembalasan disebabkan adanya pergaulan. Misalnya perlakuan yang baik akan mendapat pembalasan yang baik, sedangkan perlakuan yang buruk maka akan mendapat pembalasan yang buruk pula.

Dalam begaul, manusia harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Bila melakukan perbuatan amoral, maka lingkunganlah penyebabnya yang hakikatnya melanggar hak dan kewajiban manusia.

Sumber :
e-book MKDU Ilmu Budaya Dasar Universitas Gunadarma.

Sumber Gambar :

Monday, November 7, 2011

Manusia dan Tanggung Jawab

Definisi Tanggung Jawab


                Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segalanya sesuatunya, sehingga bertanggungjawab adalah kewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala seuatunya, atau memberikan jawaban dan menanggung akibatnya. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab merupakan perwujudan kesadaran akan kewajibannya.  Timbulnya tanggung jawab disebabkan manusia hidup bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam, yang bersifat kodrati yaitu sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab.


                Tanggung jawab dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain. Dari sisi pembuat, ia harus menyadari akibat perbuatannya itu, dengan demikian ia sendiri pula yang harus memulihkan ke dalam keadaan yang baik. Dari sisi pihak lain, apabila si pembuat tidak mau bertanggungjawab, pihak lain yang akan memulihkan, baik dengan cara individual maupun dengan cara masyarakat.

                Tanggung jawab adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat, atau sebagai akibat dari perbuatan pihak lain. Kewajiban itu ditujukan untuk kebaikan pihak yang berbuat sendiri atau pihak lain dengan keseimbangan, keserasian keselarasan antara sesama manusia, antara manusia dan lingkungan, anatara manusia dan Tuhan selalu dipelihara dengan baik.

Macam-macam Tanggung Jawab
  • Tanggung jawab terhadap diri sendiri. Misalnya menjaga diri dari pergaulan bebas yang membahayakan diri sendiri.
Diskotik, pergaulan bebas yang rentan bahaya
  • Tanggung jawab terhadap keluarga. Misalnya menafkahi keluarga.
Bersama memikul tanggung jawab.
  • Tanggung jawab terhadap masyarakat. Misalnya tanggung jawab polisi untuk menjaga keamanan masyarakat dari para penjahat.
Tak kenal lelah memberantas kejahatan.
  • Tanggung jawab terhadap bangsa dan negara. Misalnya tanggung jawab para wakil rakyat di DPR kepada kemajuan bagsa dan negara.
Beratnya beban yang harus dipikul.
  • Tanggung jawab terhadap Tuhan. Misalnya intensitas kita beribadah kepada-Nya.


Pengabdian dan Pengorbanan

Wujud tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan, yaitu perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri. Pengabdian merupakan perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat atau tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta kasih sayang, norma atau satu ikatan dari semua itu dilakukan dengan ikhlas. Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang brarti persembahan, sehingga pengorbanan merupakan pemberian untuk menayatakan kebaktian yang bersifat ikhlas tanpa pamrih. Tiap pengabdian, ada pengorbanan. Oleh karena itu tidak ada perbedaan yang berarti diantara keduanya. Namun, dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.   


Sumber :
e-book MKDU Ilmu Budaya Dasar Universitas Gunadarma.

Sumber Gambar :

Sunday, November 6, 2011

Manusia dan Penderitaan

Definisi Penderitaan

Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra yaitu menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa :
  • Penderitaan lahir atau batin, misalnya cacat fisik atau cemoohan dari masyarakat.
dicemooh oleh teman-teman
cacat fisik tidak menghalangi prestasi
  • Serta penderitaan lahir dan batin, misalnya seorang istri yang dikasari oleh suaminya berupa tamparan dan caci maki.
disiksa lahir dan batin

Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan pun bertingkat-tingkat, dari yang ringan sampai yang berat. Namun penderitaan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap  penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain.

Misalnya, antara dua orang siswa di sekolah menengah, A dan B, yang bersaing untuk mendapatkan prestasi menjadi peringkat pertama di sekolah. A, yang mendapat tekanan untuk harus mendapatkan nilai yang bagus di sekolah karena orang tuanya mengancam akan tidak membiayai kuliahnya nanti, akhirnya menjadi stres dan mendapat nilai jelek. Sedangkan B, yang dimotivasi orang tuanya tanpa menuntut ia harus menjadi yang pertama di sekolah, justru akhirnya mendapat nilai yang bagus dan menjadi juara pertama di sekolah.

stres karena tidak mendapatkan prestasi
ekspresi kebahagiaan karena mendapatkan prestasi

Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kesuksesan. Misalnya, seseorang yang kondisi ekonominya di bawah garis kemiskinan dan selalu menderita karena semua kebutuhan yang dia perlukan tidak tercukupi,  akhirnya memutar otak sedemikian rupa sehingga ia mulai mencari pekerjaan yang layak untuk terus memperbaiki taraf kehidupannya.

Cara Mengatasinya

Penderitaan lahir yang dialami manusia tentulah diatasi dengan cara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya. Misalnya seseorang yang bagian kakinya cacat, akan membeli sepasang tongkat, kursi roda atau bahkan sepasang kaki palsu untuk membantunya berjalan dan beraktivitas dengan mudah.
kemajuan perkembangan jaman memudahkan segalanya

Sedangkan penderitaan batin memerlukan penyembuhan yang terletak pada kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya. Misalnya, seseorang yang dianggap bodoh, maka ia akan berpikir bagaimana caranya agar julukan ‘bodoh’ tidak lagi disandangnya. Maka ia pun rajin belajar sehingga mendapatkan ranking pertama di kelasnya.


transformasi dari bodoh menjadi pintar

Siksaan

Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang diterima seseorang, muncullah penderitaan. Siksaan yang berupa psikis dapat berupa kebimbangan, kesepian, dan ketakutan. Ketakutan yang berlebihan yang tidak pada tempatnya disebut phobia. Para ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi dan ditaklukan. Salah satu caranya di bidang medis yaitu terapi. Sebaliknya, para ahli yang merawat tingkah laku percaya bahwa phobia adalah probelm yang tidak perlu menemukan sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan.

berbagai macam phobia
phobia (?)

Kekalutan Mental

Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi permasalahan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara tidak wajar saat menghadapi masalahnya.

Gejala permulaan bagi yang mengalami kekalutan mental yaitu :
  1. Nampak pada jasmani yang sering merasa pusing, sesak napas, demam, bahkan nyeri pada lambung.
  2. Nampak pada kejiwaan yaitu merasa cemas, ketakutan, apatis, dan mudah marah.
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
  1. Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita.
  2. Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif.
  3. Kekalutan merupakan titik patah dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
  1. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang tidak optimal.
  2. Terjadinya konflik sosial budaya.
  3. Cara pematangan batin yang salah dengan memebrikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.

Proses kekalutan mental dapat mendorong seseorang ke arah positif atau negatif. Positif, jika trauma yang dialami dijawab dengan baik sebagai usaha agar tetap bertahan dalam melakukan hidup untuk melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam hidupnya. Negatif, jika trauma yang dialami ternyata malah memunculkan frustasi yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.

Bentuk frustasi yaitu :
  • Agresi berupa kemarrahn yang meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali.
  • Secara fisik berupa tindakan sadis yang dapat membahayakn diri sendiri dan orang lain yang berada di sekitarnya.
  • Regresi, yaitu kembali pada perilaku primitif atau kekanak-kanakan. Misalnya mengompol pada usia dewasa.
  • Fiksasi, yaitu peletakan pembatasan pada satu pola yang tetap. Misalnya membisu.
  • Proyeksi, yaitu usaha memproyeksikan kelemahan dan sikap sendiri yang negatif kepada orang lain.
  • Identifikasi, yaitu menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imajinasinya.
  • Narsisme, yaitu cinta yang berlebihan kepada diri sendiri sehingga merasa dirinya lebih baik daripada orang lain di sekitarnya.
  • Autisme, yaitu menutup diri secara total dari dunia nyata dimana ia tidak mau untuk berkomunikasi atau membagi cerita kehidupan dengan ornag lain serta asik dengan dunia imajinasinya sendiri.
Seseorang yang mengalami penderitaan akan memunculkan sikap poitif atau negatif. Misalnya, sikap positif jika ia memiliki sikap optimis dalam mengatasi penderitaan, sedangkan sikap negatif jika ia melakukan tindakan yang mebahayakn dirinya sendiri sebagi bentuk kekecewaan atas ketidakmampuannya dalam mengahadpi penderitaan tersebut.

Sumber :
e-book MKDU Ilmu Budaya Dasar Universitas Gunadarma.

Sumber Gambar :