Monday, January 2, 2012

Peran Mahasiswa dalam Pembentukan Masyarakat Islami

Tanggal 11 Desember 2011 lalu, saya mengikuti sebuah seminar Peran Mahasiswa dalam Pembentukan Masyarakat Islami yang diselenggarakan oleh HASMI (Harakah Sunniyah Untuk Masyarakat islami) di gedung pusat studi jepang, UI Depok. Dalam seminar tersebut, pembicara memberikan banyak penjelasan yang insyaAllah sangat bermanfaat untuk para mahasiswa dalam menerapkan ajaran Islam di kehidupannya. Berikut ini saya akan membahas ulang tentang hasil seminar tersebut.


Pertama-tama, kita buka surat Al-Baqarah ayat 128,
"Ya Tuhan, jadkanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibdah haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Ynag Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."
Sesuai dengan arti dari surat tersebut, dapat kita tarik kesimpulan bahwa masyarakat islami adalah individu maupun kelompok yang bersatu dengan ketaatan kepada aturan-aturan Allah. Sedangkan masyarakat yang tidak islami adalah individu maupun kelompok yang ingkar dan tidak taat kepada aturan-aturan Allah.


Saat ini masyarakat mulai terlena oleh peradaban asing yang sebenarnya membawa beberapa dampak buruk jika masyarakat tidak memulai untuk mencegah dan menyaringnya. Salah satu hal yang mulai memburuk saat ini adalah tentang kesetaraan gender. Menurut beberapa orang, kesetaraan gender merupakan tidak adanya perbedaan antara wanita dan pria, mereka dianggap sama. Padahal dalam agama Islam dijelaskan bahwa adanya batasan-batasan yang sangat jelas diantara keduanya.


Memang, persamaan antara wanita dan pria adalah seimbang dalam menerima rahmat-Nya atas ibadah yang telah mereka lakukan. Semua manusia di hadapan Allah adalah sama, kecuali dalam amalnya. Jika si wanita menunaikan ibadah haji sesuai ketentuan, maka sama halnya dengan pria yang menunaikan ibadah haji sesuai ketentuannya. Tidak ada yang bisa menilai, kecuali Allah.


Sedangkan perbedaannya adalah peran dalam masyarakat. Contoh kecilnya adalah wanita yang mengurus rumah tangga, pria yang mencari nafkah. Walaupun dalam kehidupan sehari-hari kita jumpai masih ada wanita yang mencari nafkah, namun hal ini haruslah masih ada dalam batasan tertentu karena memang pria yang seharusnya membanting tulang demi sesuap nasi untuk keluarganya, kecuali ada alasan-alasan yang jelas.


Hal ini yang seharusnya dapat membuat kita berpikir dan bertindak cepat dalam menerapkan ajaran Islam dalam masyarakat. Dalam pembentukan masyarakat islami, dibutuhkan berbagai proses yaitu :


  • Kesadaran diri dan masyarakat untuk menerima syariat Islam.
  • Menerapkan syariat Islam kepada diri sendiri terlebih dahulu.
  • Dalam urusan berumah tangga, pilihlah calon yang baik agamanya.
  • Mengurus dan membina keluarga sesuai tuntunan syariat Islam.
  • Mengenalkan serta berdakwah kepada masyarakat tentang Islam dan seluk beluknya.
  • Menerapkan syariat kepada masyarakat.


Strategi penerapan syariat yang dapat kita lakukan yaitu :


  • Berdakwah menggunakan berbagai macam media.
  • Berdiskusi dan bertoleransi (namun tidak toleransi dalam hal-hal berbau prinsip).
  • Parlementer merupakan strategi yang kurang tepat.
  • Yang terakhir adalah jihad, namun hal ini dilaksanakan jika negara dalam kondisi terdesak. Misalnya perang.


Jika kita dapat segera merealisasikannya dalam kehidupan diri sendiri, lalu keluarga, maka nantinya akan lebih mudah dalam menerapkannya di masyarakat. Sehingga terciptalah masyarakat Islami yang benar-benar taat kepada perintah-Nya. Semoga bermanfaat, aaamiin.

No comments:

Post a Comment